29 April 2010

We Love You, Ilan.


 We Love You, Ilan.
oleh,

“3 cowo? Sumpah lo gila!!!!!”

“Tapi Ran, gue juga bingung harus gimana? gue udah coba ngehindar tapi susah.”

“Ilan! Yang seharusnya lo lakuin itu milih bukan menghindar, lo jangan ngambil resiko deh….”

Aku terus gulang guling resah di tempat tidurku. Aku masih memikirkan kata2 rani tadi siang.Yang dia katakan benar, tapi dia tidak paham betapa nyamannya ketika ada disamping Rio yang tampan , tajir, baik, dan sangat memanjakanku, dia juga tdk mengerti betapa asyiknya disamping Raka yang ngawur, berantakan, lucu, kalau ada disisinya aku merasa dunia begitu indah tanpa derita, dan yang terpenting rani tidak tahu betapa candra membuatku sangat berarti, dia sangat mencintaiku dan tulisanku.

Aku sulit melepaskan mereka bertiga. Tapi aku benar - benar jahat, sudah larut aku belum dapat memejamkan mataku.Aku membayangkan betapa hampanya hidupku seandainya mereka bertiga meninggalkanku.

Handphone-ku berdering lantang tanda ada panggilan masuk, aku meliriknya ternyata Rio-ku memanggil. Aku mengangkatnya.

“Belum tidur sayang..???”

“Belum bisa tidur, ka…”

Koq belum tidur? Tidur sana... nanti sakit loh.. kan udah malem”

“Kakak mau ngapain nlp?

“Kakak cuma mau mastiin kamu udah tidur atau belum…”

“Oh…”

“Kenapa sih, Sayang? lagi ada masalah ya?”

“Ga apa – apa... ya udah...Kakak tidur sana... nanti aku juga tidur..”

“Ya udah..moga mimpi indah ya sayang….i love you…”

“love you too…..”

Aku memutus pembicaraan.Namun semakin membuatku bingung,aku harus bagaimana.Andaikan bukan rani yang jabatannya adalah sahabatku yang menegurku mungkin aku tidak akan seresah ini.

****



Sampai pagi inipun aku masih belum bersemangat.

“Ilan… sarapanya yang semangat dong…”, Usik mamah

“Mikirin cowonya tuh mah...”, Sambung Daffa, adikku yang masih kelas tiga SMP.

“Sudah, di meja makan koq ngobrol..” Pisah papah menyelamatkanku.

Kami semua mulai sibuk dengan sarapan kami masing – masing, sampai papah bangkit dan mengajakku untuk berangkat bersama.

“Daffa ga ikut pah?”, Tanyaku bingung

“Dia kan udah punya motor sendiri, ngapain di anter?”

Aku menatap Daffa galak.

“Lo mau naik motor? Bisa lo?”

“Oh... jangan di ragukan nyonya..”

Aku menoyor kepalanya.”Belagu!!!!”

Kami semua tertawa dan ahirnya aku berangkat dengan papah sedangkan Daffa naik motor kesayangannya.Kami bertiga meninggalkan mamah.

****

Koq cemberut terus sih sayang?”

“Lagi BT nih…..”

“BT ??? Sama aku ya…?”

“Ga koq...”

Aku duduk di bangku ku. Rani belum datang. bangku di sebelahku masih kosong. Raka duduk di sampingku.

“Sayang, aku mau Tanya sesuatu sama kamu”

“Apa?”

“Kenapa donat bolong?”

“Dari sananya Raka...”

“Bukan. Karna di rancang khusus supaya bisa ngintip wajah kamu yang cantik”

Dengan reflek aku langsung tertawa dan memukulnya.

“Ga usah gombal”

“Ehm!!!!”

Rani sudah datang. Raka bangkit.

“Galak amat, Ran…”

“Bodo!!!”

“Kayanya lo sehati deh sama yayang gue,dia juga lagi BT katanya”

Rani melirikku sekilas dan kembali menatap Raka.

“Udah sana lo pergi bentar lagi bel”

Raka menatapku.

“Udah dulu ya... nanti istarahat bareng, oke!”

Aku mengangguk. Raka berlalu, beberapa menit kemudian bel berbunyi lantang. Aku melirik Rani, sepertinya dia masih marah pada ku. Aku memutuskan untuk diam, aku takut salah bicara.

“Lo masih belum bisa milih?”, Ucapnya datar setelah lama hening, walaupun kelas sangat ramai. Aku mengangguk pelan.

“Ternyata gue salah ya ngenalin loe sama Rio,dia ga dapet yang terbaik,padahal dia udah berusaha jadi yang terbaik buat lo”

DEG.Wajahku terasa panas,serasa ditampar berkali2.Hatiku remuk mendengar kata2 Rani.Aku memang mengenal rio dari rani tpi rani tidak berhak berbicara seperti itu padaku.dia dan rio pernah seminar bersama di kampus rio.

“Percuma lo bela diri lo lan..lo tetep salah.”

Aku makin merunduk.Mataku mulai berair

“Coba lo pilih lan…lo buka mata lo,rio anak kuliahan,dewasa,sayang sama lo,candra yang cuma penjaga toko buku dan bisa aja dia cuma cinta tulisan lo doing,raka yang seangkatan ama kita.Nyeleneh,suka bikin kasus.Coba lo pilih lan……”

Mataku mulai menitikkan air mata.Mereka bertiga sangat berharga untukku.Aku mengangkat kepalaku.

“Gue mau lo ga usah ikut campur lagi!!!!”

Aku bangkit dan meninggalkan kelas.Aku sudah tidak sanggup mendengar ocehannya.

****

“Udah dong nangisnya… jelek ahh!!!!”

Aku menangis di bahu candra, dia terus menyeka air mataku. Sepulang sekolah aku langsung ke toko buku. Aku sangat ingin menangis. Aku kesal pada rani.dari semenjak jam istirahat disekolah aku sudah ingin menangis pada raka tapi aku tidak bisa.

“Udah ah... coba cerita dulu!”

Aku hanya menggeleng, jelas aku tidak dapat cerita. Aku ingin menangis pada Raka, tapi aku takut raka membenci Rani apalagi kepada Rio... itu tidak mungkin.

“Pokoknya nyebelin”

“Ya sudah... kalo ga mau cerita ga apa – apa, tapi jangan nangis terus dong..”

“Kenapa sih, Ka ? Rani sebagai sahabat aku malah dia ga bisa ngertiin aku?”

“Lan, mungkin saatnya kamu yang ngertiin dia”

DEG. Mengapa akhir - akhir ini semua kata orang - orang di sekelilingku begitu terasa sangat menghujam. Apa benar aku yang tidak dapat mengerti rani.

Ahh…..aku memeng egois.

“Kata - kata Kakak ada yang salah ya???”

Aku menyeka air mataku dan segera menggeleng. Aku kembali teringat pada kata - kata rani yang mengatakan kemungkinan candra hanya mencintai tulisan ku.

“Ka, aku mau tanya”

“Apa ???”

Dia menggenggam erat tanganku.

“Apa bener kakak cuma cinta tulisan aku doang???”

Seketika itu juga Candra tertawa dan mengacak - acak rambutku kemudian merangkulku hangat. Aku menolaknya dan langsung cemberut.

“Ga ada yang lucu!”

Candra langsung menarikku ke pelukannya. Sedikit paksa namun kelamaan aku menikmatinya.Aku muliai tersedu.

“Siapa yang ngomong? Fikiran - fikiran kamu makin ngaco Lan... Jujur, pertama kali aku suka kamu itu karena aku melihat tulisan kamu tapi lama kelamaan setelah aku kenal kamu aku bakal tetep cinta sama kamu sekalipun tangan kamu lumpuh.”

Aku terenyuh, senggukanku semakin kencang.

Rani tidak paham keadaan ini sehingga menganggap candra cowo biasa yang hanya penjaga toko buku.Fikiranku melayang pada saat pertama kali aku mengenalnya.Semuanya gara2 agendaku yang terjatuh saat aku membeli buku di toko ini dan candra yang menemukannya.Agendaku berisi semua tulisanku.

“Mau pulang ga, udah sore?.”

Aku mengangguk

“Jangan mikir yang macem-macem ya, Sayang….Kakak sayang kamu.”

Aku kembali mengangguk dan tersenyum.

****

Sesampainya di rumah ternyata ada Raka, aku buru - buru menghampirinya, namun dia tidak mengatakan apapun, berarti mamah sudah bilang bahwa aku usai belajar kelompok.

“cape ga? Kalo g kita jalan yuk…..”

Aku tak kuasa menolak.

“iya,,,aku mandi dulu ya ka…”

Aku berlalu dan meninggalkannya.Dia begitu baik,hamper dua jam dia menungguku namun dia tiadak menlp ku sama sekali,hanya karna satu alas an “tidak ingin menggangguku”.Ahh…apa aku te ga untuk bilang tidak padanya.

Usai mandi aku hanya dandan seperlunya.Aku buru2 keruang tamu trnyata rio tidak ada aku melongok ke kamar Daffa…

Benar saja rio ada disana,sedang tertawa terbahak2.

“Maaf ganggu,jadi jalan ga?”

Rio mengangguk

“Fa…nanti cerita2 lagi ya..!!”

“siip ka…”

Aku merengut. Pasti ngomongin aku ga ada lagi topic yang lebih lucu selain daffa menceritakan semua kejelekkanku pada rio,

****

Minggu yang sangat cerah,aku baru dapat membuka mataku setelah pukul 10 lewat.Aku buru2 ke meja makan,tidak ada apa2 dan aku mencoba mencari di kulkas . kosong!!! Mamah SUNGGUH TERLALU!!!

“heh”

Daffa sangat mengagetkanku.

“Ngagetin!”

“Mamah sama papah lagi weekend sama relasi papah jdi kita Cuma di tinggalin duit doang”

“Gini nih…repotnya ga punya pembantu”

“Dan gini nih repotnya punya kk cewe males yang ga bisa masak”

“Apa lo bilang? Males?”

“Ya kk baru bangun orang udah jam 10 lewat!”

“Ah..so iye lo…!! Kaya ga kebluk ajah!”

Aku duduk selonjor di ruang TV,badanku sangat pegal!!.Daffa mengikutiku,aku menatapnya.

“Lo ga kmn2??”

“Gue laper..tpi nunggu kk bangun,cepet mandi ,kita cari makan”

Aku tersenyum

****

Hubunganku dengan ketiga cowokku tetap baik2 saja,mereka selalu memaafkan semua kesalahanku dan mereka juga sangat menyayangiku.Aku benar2 bersyukur mempunyai mereka bertiga.Tidak ada yang berubah hanya satu yang berubah yaitu “RANI”,sudah hampir satu bulan ini dia menghindar dariku,dia bahkan sudah tidak duduk disampingku lagi.Awalnya itu membuatku bingung dan kelabakan namun lama kelamaan aku mulai terbiasa.

Aku paham ran,,mungkin kita punya jalan dan pemikiran yang berbeda.

Sampai akhirnya keadaan aku dan rani mengundang perhatian rio.

“Ada apa sih lan..?”

“Ga tau ka…”

“Dia kayanya ga suka kalau aku sudah bahas soal kamu,kamu ada salah sama dia?”

Aku hanya menggeleng lemah

“Kamu bener ga punya salah ama dia?”

“Aku ga salah ka..”

“Terus apa salahnya mengalah?”

“Ga tau ah..orang ga salah!”

“Ya sudah…yang pasti kk harap kalian ga musuhan.inget udah kls 3”

Aku hanya dapat cemberut.

Perdebatan aku dan rio berahir dgn perenunganklu.Aku terus memikirkan kata2 rio.dia benar.

Rani sahabatku dan sampai kapanpun dia tetap sahabatku.Aku harus datang kerumahnya untuk minta maaf aku buru2 menggamit sweater ku dan berlari menuruni tangga.

“Mau kmn lan?”

“Ke rumah rani mah..”

“Papah belum pulang,mau sama siapa?”

“Ilan naik taksi ajah”

Daffa muncul dgn segala atribut berkendaraan motornya . Helm, jaket.

“Mau kmn lo?ngojek?”

“Gue mau nganter lo ka…boleh ga?”

Aku dan mamah meringis melihat penampilannya.Dasar maniak motor.Mau tiadak mau ahirnya aku mengangguk.lumayan!!!!

****

“Gue akuin lo cantik,lo pinter,lo punya segalanya lan…lo juga baik,dan semua itu ngebuat gue iri sama lo,lo jahat lan…Gue tu cinta sama rio tapi dgn teganya lo jadian sama dia bahkan lo nigain dia ,lo udah dpt segalanya lan..lo serakah!!! Bahkan candra sekalipun ga mau lo lepas.lo jahat!!!”

Senggukan rani semakin kencang.

Kata2 nya terbata2 , tubuhku mengejang mendengar kata2 nya benar2 seperti di terjang badai.

Paru2 ku serasa berhenti menyaring udara dan jantungku serasa berhenti berdetak.Tubuh ku terasa sangat kakuMulutku kelu.Otakku sulit mencerna kata2 rani.Aku serakah?? Rani cinta rio??? Ini pasti mimpi.

Aku telah tega membuat rani menderita. Sahabat macam apa aku ini???

Lama2 aku jijik dgn diriku sendiri. Aku yang egois,ga peka,tega!!!

Rani menderita karna aku.

Air mataku luruh begitu saja semakin lama semakin deras.Perih hatiku melihat rani yang sedang menangis tersedu di hadapanku .Aku bodoh!!!!

****

Aku meringkuk dikamar.Dada ku terasa sangat sakit.Air mataku tidak dapat berhenti mengalir.Rani benar betapa serakahnya aku.

Hati ini terasa sangat sakit teriris,hancur lebur,kepingan2 hatiku yang berserakan serasa sudah tidak dapat disatukan kembali,hp ku berdering candra memanggil aku me-rijectnya dan langsung mematikan hp ku.

Aku ingin sendiri aku btuh waktu untuyk sendiri ,aku memang serakah dan aku harus menyudahi smuanya sebelu terlambat tapi bagaimana caranya?

Otakku terasa sangat buntu memikirkan semuanya aku sangat menyayangi mereka tapi bagaimana dgn rani . mengapa harus begini? Mengapa berahir seperti ini?

****

“Ga mau sekolah mah..”

“Sakit?”

Mamah menempelkan tangannya ke dahiku.

“Orang ga panas!”

“Sakit hati nih mah…”

“Ye..ada-ada saja, berangkat sana”

“mamah please……hari ini…..aja, besok ga deh… beneran! Suer!”

“Ketauan papah pasti di marahin”

“mah, please…..”

“ya udah iya….”

****

Aku lama terdiam. Rio terlihat aneh menatapku, dia bingung atas kelakuanku.

“Kita putus ka…”

“Kamu ngomong apa sih Lan?”

“Aku mau yang terbaik buat kakak”

“Tapi ini bukan yang terbaik Lan… kakak salah apa??”

“Yang salah tuh aku….”

“Kamu ga pernah salah ke kk..”

“k pliz…..ngertiin posisi aku…”

Hening!!

“kamu udah pnya cowo lgi?”

Aku menggeleng kuat,air mataku mengalir begitu saja. Begitu nyinyir hatiku harus bilang putus pada orang yang sangat aku cintai dan sangat mencintaiku.

“Terus?”

“Aku udah nigain kk!”

Ucapku terbata – bata, Rio terdiam lama.

“Kamu ga bahagia sama kakak?”

Aku kembali menggeleng.

“Cukup ka..aku mau kk pergi sekarang”

Sudah cukup semuanya,sudah cukup aku menyakiti rani,sudah cukup aku menjadi cwe yang serakah, cinta sudah membutakanku,kenyamanan bersama rio,raka dan candra sudah cukup menghipnotisku.

Rio bangkit perlahan dan mengelus rambutku kemudin berllu meninggalkanku.

****

“Ga sekolah?”

Aku menggeleng

“Ada masalah?”

“Kita putus ka”

Ku lirik ekspresi candra,wajahnya tampak sangat tenang.

“Kenapa?”

“Aku sayang kk,aku mau yang terbaik buat kk”

Aku tertunduk dalam.Aku benar2 tulus mencintai mereka.Candra mengusap rambutku

“Mau cerita?”

Aku langsung memeluknya erat,benar2 sulit menerima kenyataan bahwa aku harus putus dari mereka bertiga.

“Lan..mau cerita?”

“Aku sayang kakak…tapi…tapi…cowo aku ga Cuma kakak, aku udah ngehianatin kk, aku jahat sama kakak, aku bodoh, Kak.. Tapi sumpah aku ga berniat mainin kk ,aku cinta kk”

Panik, sedih, takut bercampur aduk. Susunan kalimatku acak-acakan , amburadul tidak karuan.Aku jijik terhadap diriku sendiri.candra mengelus rambutku lembut.

“Kakak ngerti…terus kamu mau kita putus? Apa kamu ga bisa milih Kakak?

Aku tersentak.Milih?

“Yang seharusnya lo lakuin itu milih bukan menghindar”

Kata - kata rani kembali teriang di benakku. Candra menyeka air mataku

“Tenangin diri kamu dulu”

****

“Kenapa harus putus lan???”

“Gue udah ngrhianatin lo dan ini yang terbaik buat lo”

“Gue ga perduli,yang terbaik buat gue ya Cuma lo”

“Tapi hati gue perduli,gue sayang lo ka…”

“Gue juga sayang bgd sama lo”

Hening..

Suasana hiruk pikuk jam istirahat dikantin terasa begitu sunyi,sepi. Raka menggenggam erat tanganku.

“Gue sayang lo lan…please….”

“Maafin gue ya Raka…”

Raka kembali menunduk kemudian dia bangkit dan meninggalkanku tanpa sepatah katapun. Satu tetes dua tetes air mataku kmbali mengalir. Rani menghampiriku dan langsung memelukku.

“Gue udah ngerusak kebahagiaan lo”

“Santai aja gue baik - baik aja koq

“Boong lo, gue tau lo sayang mereka kan?”

“Justru karna gue sayang sama mreka makanya gue ngelepasin mereka,makasih ya ran,semuanya karna lo”

****

Hari2 berlalu begitu saja,terasa sangat datar tanpa mereka bertiga. Tiada lagi kenyamananku saat bersama rio, tiada lagi keceriaanku saat ada disisi raka, dan tidak aka nada lagi keindahan menulis disampig candra.

“Lan... lo di cari Raka sama dua cowo lagi di gerbang”. ucap Tommy padaku. Aku mengernyitkan dahiku, aku menoleh pada Rani. Rani menatapku.

“Bentar lgi..gue mau beresin buku gue dulu”

Tommy berlalu.

“Mau ngapain ya kira2?”

Rani mengangkat bahu.

Aku membulatkan hatiku,aku pasti bisa melepas mereka bertiga.Aku dan rani menuju gerbang . ku lihat candra ,rio dan raka sedang mengobrol akrab di gerbang,ga mungkin apa aku salah lihat?

Rani mencolrekku sepertinya sama2 tidak percaya. Aku jadi takut jangan2 mereka akan balas dendam padaku,aku merinding sendiri. Aku menghampiri mereka.

“Ka…”

“ya…!!!”

Semuanya menyahut.

Sumpah!!! Ga lucu.Aku menatap mereka bingung.

“Jadi gini lan…kita bertiga mutusin kalo kuta mau ko di tigain sama kamu”

Ucap Rio tanpa titik dan koma kata - kata yang terdengar sangat cepat. Tubuh ku terasa terhuyung untung rani memegangiku.

“Kita bersaing sehat deh lan…!”

Tambah candra.

GUBRAK…!!!!!

Gue mau pinsan aja.

“WE LOVE YOU ILAN…….”

Ucap mereka bertiga yang mulai terdengar samar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please, Comment disini ya...